Langsung ke konten utama

Shalat sebagai jati diri seorang muslim

 


Nama                    : Devi Imron Rosadi

Nim                        : 21086030038

Prodi                     : PAI  C

Mata Kuliah        : Tafsir

Tugas                    : Ke 11

 

Shalat sebagai jati diri seorang muslim

 

Salah satu perintah dan wasiat baginda rosulullah Muhammad Saw kepada ummatnya adalah perihal shalat. Shalat merupakan sarana komunikasi hamba dengan rabbNya, shalat merupakan pembeda antara mukmin dan kafir, shalat sebagai jati diri seorang muslim serta shalat merupakan tonggak tiangnya agama dan merupakan rukun Islam. Sehingga tidak dikatakan seorang muslim apabila ia meniggalkan pokok ajaran islam ini.  Betapa tidak, saking wajibnya shalat ini para ulama mengajarkan kepada kita, apabila tidak sanggup berdiri maka bisa sambil duduk, tidak bisa duduk sambil tidur bahkan bisa dengan isyarat dan itulah mulianya agama islam ini.

 Jati diri adalah sebuah komitmen, integritas dan janji yang melekat dalam diri kita untuk di laksanakan baik dalam keadaan susah maupun senang, dalam keadaan sempit maupun lapang, dalam keadaan mukim maupun musafir. Teringat dengan perkataan imam Syafi’i ra perihal tentang komitmen : “Kalau aku hidup, aku tidak takut kehilangan makanan. Kalau aku mati, aku tidak takut kehilangan kuburan. Cita-citaku adalah cita-cita pemimpin, jiwaku adalah jiwa merdeka yang melihat kelemahan sebagai kekufuran” (Imam Syafi’I r.a). Maka jelaslah bagi kita sebagai muslim bahwa shalat menjadi komimen kita dan jati diri kita yang sekuat tenaga selama masih di beri kesempatan hidup untuk tidak meninggalkannya.

Di zaman serba cepat dan modern seperti sekarang ini, terkadang banyak orang yang acuh dengan panggilan adzan yang merupakan seruan untuk kembali bertemu dan komunikasi dengan Allah swt, bahkan bisa jadi juga tidak hanya acuh atau cuek mereke berani untuk meninggalkan shalat sungguh sangat miris dan itu terjadi tidak hanya di kota bahkan di kampung atau tidak menutup kemungkinan di sebuah lembaga pendidikan. Ingatlah dunia ini hanyalah tempat singgah sementara, tempat untuk sungguh-sungguh bercocok tanam menyiapkan pahala-pahala kebaikan. Janganlah terlalu sibuk dengan urusan dunia, janganlah terlalu risau dengan perhiasan dunia dan janganlah pula terlalu silau dengan urusan dunia yang Allah Swt titipkan kepada orang lain, sehingga ada doa yang sering di panjatkan :

اَلّلهُمَّ لَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا

“Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia ini sebesar-besar keinginan kami dan batas ilmu kami”.

Dr. Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya karakteritik Islam kajian analitik menyampaikan bahwasannya shalat merupakan bagian dari beberapa cara Islam menanamkan Rabbaniyah ke dalam jiwa dan kehidupan. Allah swt maha tahu akan segala kebutuhan hambaNya, maka dengan wasilah shalatlah salah satu cara kita untuk bisa berkomunikasi menyampaikan segala kebutuhan kita, memohonkan ampunan atas segal dosa-dosa kita serta mohonkan kehidupan kita agar selamat dan bahagia hidup di dunia terlebih kelak di akhirat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Welcome To Campus Merdeka

Nama                  : Muhammad Faiz Amali NIM                    : 21086030046 Mata Kuliah    : Tafsir dan Hadis Tarbawi Pengampu           : Dr. Faqihuddin Abdul Kodir, M.A   Welcome To Campus Merdeka             Selama ini pada dasarnya sebuah kampus sendiri menerapkan sistem pembelajaran dengan SKS yang hampir keseluruhan mengharuskan adanya kegiatan belajar didalam kelas. Ini menunjukkan kurangnya kemerdekaan belajar yang harus dijalankan oleh setiap mahasiswa dalam melakukan pembelajarannya.   Apa itu Merdeka belajar?                       Merdeka belajar adalah memberi kebebasan dan otonomi kepada  lembaga pendiikan, dan merdeka  dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi vang berbelit sert...