Nama : Mohammad Syahru
Assabana
Prodi : PAI-C
NIM : 21086030044
Mata Kuliah : Tafsir dan Hadits Tarbawi
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI
SARANA PEMBENTUKAN MORAL DAN KARAKTER SISWA
Pendidikan karakter menjadi isu penting
dalam dunia pendidikan akhir-akhir ini, hal ini berkaitan dengan fenomena
krisis moral yang terjadi di tengah – tengah masyarakat maupun di lingkungan
pemerintah yang semakin meningkat dan beragam. Kriminalitas, ketidak adilan,
korupsi, kekerasan pada anak, pelangggaran HAM menjadi bukti bahwa telah
terjadi krisis jati diri dan karakteristik pada bangsa Indonesia. Pendidikan
karakter menjadi sebuah jawaban yang tepat atas permasalahan-permasalahan yang
telah disebut di atas dan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan diharapkan mampu
mewujudkan misi dari pendidikan karakter tersebut. Pendidikan Agama Islam (PAI)
merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Peran pendidikan agama khususnya Pendidikan Agama
Islam sangatlah strategis dalam mewujudkan pembentukan karakter siswa.
Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan dalam aspek
keagamaan (aspek kognitif), sebagai sarana transformasi norma serta nilai moral
untuk membentuk sikap (aspek afektif), yang berperan dalam mengendalikan
prilaku (aspek psikomotorik) sehingga tercipta kepribadian manusia seutuhnya.
Di antara peran strategis PAI
dalam sistem pendidikan nasional terletak pada fungsi
pentingnya dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, utamanya dalam
mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur sebagai
bagian esensial dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Mengembangkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta pembentukan
budi pekerti luhur merupakan tugas dari pendidikan agama. Nabi Muhammad diutus
ke dunia ini dalam rangka untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Pendidikan
agama Islam menurut Muhaimin dan Mujib adalah suatu sistem pendidikan yang
memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita
Islam, sehingga dengan mudah ia membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran Islam.
Pengertian ini mengacu pada perkembangan kehidupan manusia masa depan, tanpa
menghilangkan prinsip-prinsip Islam yang diamanatkan Allah SWT kepada manusia
sehingga manusia mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya, seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Susan
& Munir menyebutkan bahwa asal usul
dari istilah pendidikan Islam ini memiliki banyak arti, antara lain pendidikan
Islam dapat merujuk pada usaha yang dilakukan oleh masyarakat Islam untuk
mendidik dirinya guna menyampaikan warisan pengetahuan Islam melalui sumber
utamanya yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah. Pendidikan dari umat Islam ini biasanya
bertempat di Masjid, sekolah, Perguruan Tinggi, dan lembaga-lembaga organisasi
yang didirikan oleh umat Islam. Secara garis besar ada empat tipe dari
pendidikan Islam, yaitu: pendidikan dari orang Islam di dalam keyakinan Islam
mereka; pendidikan untuk orang Islam yang memasukkan disiplin ilmu agama dan
sekuler; pendidikan tentang Islam bagi mereka yang bukan muslim; dan pendidikan
di dalam semangat dan traidisi Islam.
Pendidikan
agama Islam sebagai suatu usaha membentuk manusia seutuhnya, mempunyai landasan
ke mana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan itu dihubungkan.
Zakiah Daradjat (1992: 19-20) mengatakan bahwa dasar pendidikan pendidikan
Islam ada tiga, yaitu; al-Qur’an, al-Sunnah, dan ijtihad. Mudawi juga
menyebutkan bahwa sumber dari pendidikan Islam adalah al-Qur’an dan Sunnah
serta Ijtihad. Tentang dasar dari pendidikan Islam ini kebanyakan ahli
bersepakat bahwa dasar dari pendidikan Islam adalah: al-Qur’an, Sunnah dan
Ijtihad.
Secara
umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurut
Maimun & Ismail bahwa pendidikan Islam itu menekankan pada konsep-konsep
berikut: 1) pendidikan seumur hidup. 2) pengembangan secara total potensi jiwa,
pikiran dan tubuh secara terintegrasi dan memadai dalam tiga aspek: kognitif,
afektif dan psikomotor. 3) kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai hamba
Tuhan dan sebagai Khalifah Allah di muka bumi dan melakukan amal shaleh untuk
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.
Sedangkan
menurut Mahmood dan Khan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai
kedekatan kepada Tuhan dan mencerahkan kesadaran manusia. Untuk itu, seorang
siswa harus diarahkan pada tujuh kualitas: 1) keimanan, 2) keyakinan pada diri
sendiri, 3) kejujuran, 4) kebenaran, 5) amanah (dapat dipercaya), 6) motivasi
dan 7) kasih sayang. Dari tujuan pendidikan agama Islam sebagaimana tersebut di
atas, tersirat bahwa penampilan moral harus dapat diwujudkan dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Istilah
etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos
dalam bentuk tunggal yang berarti adat, dalam bentuk jamak adalah ta etha artinya adat kebiasaan.
Sedangkan etika menurut Burhanuddin Salam adalah sebuah refleksi kritis dan
rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam
sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai
kelompok Dengan demikian, etika adalah ilmu tentang baik dan buruk, dan
memiliki kmponen-komponen dasar, menjadi pedoman bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam dalam mengatur tingkah laku, etika juga kumpulan asas atau nilai
moral.
Agama
mempunyai hubungan erat dengan moral. Dalam praktek sehari-hari, motivasi kita
yang terpenting dan terkuat bagi perilaku moral adalah agama. Atas pertanyaan
“mengapa perbuatan ini atau itu tidak boleh dilakukan”, hampir selalu diberikan
jawaban spontan “karena agama melarang” atau “karena hal itu bertentangan
dengan kehendak Tuhan”.
Setiap
agama mengandung suatu ajaran moral yang menjadi pegangan bagi perilaku para
penganutnya. Jika kita membandingkan pelbagai agama, ajaran moralnya barangkali
sedikit berbeda, tetapi secara menyeluruh perbedaannya tidak terlalu besar.
Boleh dibilang, ajaran moral yang terkandung dalam suatu agama meliputi dua
macam aturan.
Bentuk
akhlak mulia di masyarakat ini dapat dilakukan dengan cara; 1) menyayangi yang
lemah, 2) menyanyangi anak yatim, 3) suka menolong, 4) bersikap pemurah dan
dermawan, 5) melakukan amar ma’ruf nahi munkar, 6) mentaati ulama, 7) bersikap
toleran, dan 8) sopan dalam bepergian,
dalam kendaraan, dalam bertamu, dan menerima tamu, dalam bertetangga,
dalam makan dan minum dan dalam berpakaian.
Pada
dasarnya pendidikan moral dan karakter ini menurut Zamroni, berkaitan dengan
pengembangan nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan sikap yang positif
guna mewujudkan individu yang dewasa dan bertanggung jawab. Jadi pendidikan
karakter ini berkaitan dengan pengembangan kemampuan pada diri anak didik untuk
merumuskan ke mana tujuan hidupnya, apa saja yang baik yang harus dilakukan dan
apa yang jelek yang harus dihindari. Oleh karena itu pendidikan karakter merupakan
proses yang berlangsung terus menerus tanpa henti.
Pendidikan
Islam bertujuan untuk mencapai kedekatan kepada Tuhan dan mencerahkan kesadaran
manusia. Untuk itu, seorang siswa harus diarahkan pada tujuh kualitas: 1)
keimanan, 2) keyakinan pada diri sendiri, 3) kejujuran, 4) kebenaran, 5) amanah
(dapat dipercaya), 6) motivasi dan 7) kasih sayang. Tujuan tersebut sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional, utamanya dalam mengembangkan manusia
Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kretaif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Wujud dari hasil pendidikan terbut bisa
dilihat dari penampilan moral siswa dalam kehidupan sehari-hari. Agar karakter
dan moral siswa itu bisa terbentuk, maka diperlukan strategi yang tepat
sehingga tujuan dari pendidikan agama Islam untuk mengembangkan nilai-nilai,
kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan sikap yang positif guna mewujudkan individu
yang dewasa dan bertanggung jawab bisa dicapai.
Inilah sobat sedikit penjelasan
tentang moral dan karakter, semoga kita bisa bergaul dengan siapapun tanpa
melupakan karakter dan moral yang baik.
dan bisa membawa teman-teman kita menjadi orang yang lebih baik lagi.
Komentar
Posting Komentar