Langsung ke konten utama

Perbedaan Dalam Pandangan Islam


Nama : Muhammad Faiz Amali

NIM : 21086030046

Mata Kuliah : Tafsir dan Hadits Tarbawi

Tugas : Portofolio ke – 14

Perbedaan Dalam Pandangan Islam

Perbedaan merupakan keniscayaan yang dikehendaki oleh Allah Swt di muka bumi ini. Kitab suci Alquran pun mengakui perbedaan dan menganjurkan manusia menyikapinya dengan bijak. Dalam sejarahnya agama Islam sarat dengan warna-warni perbedaan. Islam mengajarkan umatnya agar semua perbedaan yang ada disikapi secara damai, bukan secara konfliktual, yakni dengan membangun kehidupan berlandaskan semangat kebersamaan dan saling menghormati antarsesama.

Dalam pandangan manusia yang mau belajar dan memahami, perbedaan adalah kehendak Allah yang keberadaannya menjadi rahmat dan anugerah. Namun, perbedaan dijadikan sumber konflik oleh mereka yang tidak mampu mengambil ibrah dari ketetapan Allah, yaitu realitas kehidupan yang tidak mungkin bisa berjalan tanpa adanya kebinekaan.

Hanya orang-orang yang terus belajar dan merefleksikan pikirannya yang akan mampu membuka tabir rahasia di balik kehendak Allah menciptakan perbedaan. Semakin tinggi tingkat perenungan seseorang, maka semakin bijaksana mengambil ibrah dan hikmah dari perbedaan yang ada.

Di dalam Alquran Allah menegaskan bahwa penciptaan manusia dan semua makhluk dengan segala perbedaannya bukanlah hal yang sia-sia, melainkan ada hikmah yang luhur bagi manusia yang berpikir. Perbedaan penciptaan juga tidak dimaksudkan untuk menjadi sumber konflik bagi manusia. Allah menciptakan seluruh makhluknya berbeda-beda agar manusia saling mengenal dan merenungi makna indahnya perdamaian dalam perbedaan. Firman-Nya, “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al-Hujurat: 13).

Sisi lain dari kehendak Allah menciptakan makhluk-makhluk-Nya berbeda juga bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan bagi sesama. Melalui perbedaan, antara manusia satu dengan yang lain bisa saling membutuhkan, melengkapi dan tolong-menolong. Hanya perbedaan dalam semangat perdamaian yang bisa membawa manusia menjadi makhluk yang berperadaban mulia dan adiluhung.

Di dalam hidup yang penuh perbedaan ini, kita hendaknya menjadi pribadi yang pandai menilai diri, tidak gampang merasa paling benar baik dalam pemikiran maupun perilaku. Banyak orang acap kali terjebak dalam pendirian yang keliru, menganggap pemikiran dan pendapat orang lain sepenuhnya salah dan hanya pendapat pribadinya yang paling benar. Tentu saja sikap semacam itu bisa menimbulkan konflik di tengah perbedaan.

Dalam konteks seperti itu, pernyataan Imam Al-Syafi’i, ulama terkemuka yang menjadi panutan mayoritas umat Islam di Indonesia, kiranya patut untuk dijadikan sebagai refleksi dan perenungan bersama-sama. Kata Imam Al-Syafi’i, “Pandanganku benar, namun ada kemungkinan salah, sedangkan pandangan orang lain salah, namun ada kemungkinan benar.”

Pernyataan ini mencerminkan sikap dan pemikiran yang amat mendalam, karena ia tidak memonopoli kebenaran pendapat pribadinya. Imam Al-Syafi’i telah memberi ruang terhadap pendapat yang berbeda dan menghargai perbedaan itu sendiri. Pernyataan Imam Al-Syafi’i memberi pelajaran agar kita meletakkan hasil pencapaian orang lain dengan setara dengan semangat saling melengkapi, bukan kontestasi. Melalui pemikiran seperti itu perbedaan akan menjadi rahmat yang mendamaikan, bukan menjadi konflik yang memecah-belah.

Tentang keniscayaan sebuah perbedaan itu, Allah Swt berfirman di dalam Al-Quran:

وَمِنْ آَيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah penciptaan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui" (QS. Ar-Rum: 22).

Melalui ayat ini Allah mengingatkan sejatinya perbedaan itu merupakan tanda-tanda kebesaran-Nya. Jika menghendaki, Allah bisa saja menciptakan makhluk-makhluk-Nya menjadi satu umat, tetapi Allah tidak menghendaki keseragaman. Yang Allah inginkan adalah keragaman yang berwarna-warni sebagai bentuk rahmat dan kasih sayang bagi umat-Nya.

Oleh karena itu, marilah kita hayati segala perbedaan yang ada di muka bumi ini. Janganlah menjadikan perbedaan sebagai alasan untuk berbuat konflik atau kekerasan atas nama apa pun terhadap orang lain. Sebagai umat yang beragama, hendaknya kita lebih memilih hidup damai dalam perbedaan, daripada memilih konflik karena perbedaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Welcome To Campus Merdeka

Nama                  : Muhammad Faiz Amali NIM                    : 21086030046 Mata Kuliah    : Tafsir dan Hadis Tarbawi Pengampu           : Dr. Faqihuddin Abdul Kodir, M.A   Welcome To Campus Merdeka             Selama ini pada dasarnya sebuah kampus sendiri menerapkan sistem pembelajaran dengan SKS yang hampir keseluruhan mengharuskan adanya kegiatan belajar didalam kelas. Ini menunjukkan kurangnya kemerdekaan belajar yang harus dijalankan oleh setiap mahasiswa dalam melakukan pembelajarannya.   Apa itu Merdeka belajar?                       Merdeka belajar adalah memberi kebebasan dan otonomi kepada  lembaga pendiikan, dan merdeka  dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi vang berbelit sert...